Tahukah Anda mengenai pentingnya belajar logika? Lantas, apakah Anda pernah melatihnya selama ini?
Salah satu yang menjadi ciri khas manusia adalah kemampuan berpikir. Itulah yang membedakan manusia dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Semua manusia pasti berpikir untuk mengatasi segala masalah yang dihadapi setiap hari. Namun, apakah berpikir saja sudah cukup? Jawabannya adalah belum.
Berpikir juga ada caranya, lho. Ada salah satu cabang ilmu yang mempelajarinya yaitu Ilmu Logika. Sebagai salah satu ‘anak’ dari ilmu Filsafat, Logika sudah banyak dibedah oleh para Ilmuwan. Salah satu yang paling dikenal adalah Aristoteles.
Aristoteles mengumpulkan pendapatnya tentang Logika pada buku yang dikenal dengan judul To Organon. Dalam kumpulan tulisannya tersebut, Aristoteles menyebut bahwa Logika adalah sebuah cabang ilmu yang digunakan untuk mengambil kesimpulan dari sebuah peristiwa.
Kata Logika diambil dari kamus bahasa Yunani, yaitu Logos. Jika dikutip dari www.wikipedia.org , Logos memiliki arti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.
Mengapa Harus Belajar Logika?
Ada banyak alasan yang mendasari pentingnya belajar logika. Dan ini tidak bisa dipungkiri lagi. Pasalnya, berpikir adalah kebutuhan dasar manusia.
Faktanya, respon pertama manusia saat menghadapi masalah adalah berpikir. Setelah itu akan ada respon lanjutan. Bisa berupa perbuatan, kata-kata, atau sikap tertentu.
Nah, respon pertama itulah yang akan menentukan reaksi lanjut hingga akhir. Di sini peran logika dibutuhkan.
Belajar logika dapat membuat pemikiran manusia menjadi lebih luas dan terarah. Setiap manusia terlahir dengan latar belakang yang sangat beragam. Keberagaman tersebut mempengaruhi banyak aspek dalam kehidupan masing-masing. Seperti kebudayaan, kebiasaan, cara berpikir dan cara merespon suatu masalah.
Ilmu logika memperkenalkan cara memahami konsep suatu permasalahan yang terjadi di kehidupan. Tidak hanya itu, dalam sebuah buku yang ditulis oleh Arief Rohman yang berjudul Epistemologi dan Logika Pendidikan.
Buku tersebut menerangkan jika ada tiga hal utama yang terkait dengan logika, yaitu Concept (Pengertian), Decision (Keputusan) dan Reasoning ( Penalaran). Ketiga elemen tersebut merupakan dasar utama manusia dalam memberikan reaksi dari sebuah aksi atau kejadian.
Nah, belajar logika juga sebagai bekal adaptasi dan mitigasi dalam menghadapi masalah. Ini mengingat bahwa kehidupan ini sangat fleksibel. Segala sesuatu dapat berubah. Ilmu logika sangat berguna bagi manusia untuk melakukan adaptasi terhadap perubahan tersebut.
Sebuah contoh kecil, Orang tua tentu saja tidak bisa memberikan respon yang sama dalam menghadapi emosi anak remaja dan balita. Pada kasus lain, pandemi juga membuat banyak perubahan di masyarakat. Kondisi ini memaksa orang tua untuk menyesuaikan diri, bukan?
Ilmu logika juga dapat menjadi bekal dalam melakukan mitigasi atau pencegahan. Caranya adalah dengan berpikir secara logis dan sistematis. Memandang suatu permasalahan dari berbagai sudut.
Masalah yang datang tentu sudah satu paket dengan solusi dan resikonya. Dengan berpikir logis dan sistematis, resiko terburuk yang dapat terjadi bisa dihindari.
Cara Mudah Untuk Belajar Logika
Belajar logika dapat melatih seseorang untuk berpikir lebih kritis, memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi dan memiliki pemikiran yang luas. Mereka akan melakukan validasi terlebih dahulu saat menghadapi objek masalah. Dan orang yang berpikir logis tentu akan lebih objektif.
Ada banyak cara untuk belajar Logika, yang paling umum dan mudah adalah dengan memperbanyak literasi atau bacaan. Literasi yang di maksud tidak harus buku yang berisi tentang ilmu filsafat. Novel, artikel atau bacaan apa pun yang informatif akan melatih otak untuk berpikir lebih kritis.
Silaturahmi atau bergaul juga dapat menjadi cara lain dalam belajar logika. Sekedar ngobrol ringan sambil bertukar pikiran juga dapat membuka wawasan seseorang. Dengan begitu seseorang akan lebih objektif dalam melihat suatu permasalahan.
Hal lain yang dapat dilakukan dalam melatih logika adalah dengan menambah pengalaman baru. Bisa dengan pergi ke tempat baru atau travelling. Mencoba hal baru seperti wisata kuliner. Atau cukup dengan olahraga. Semua aktivitas yang membuat bahagia dan memberikan pengalaman yang baru tentu akan membuat pikiran lebih terbuka.
Manfaat Belajar Logika
Secara umum, ada dua manfaat utama yang dapat diperoleh sewaktu belajar logika. Manfaatnya sebagai berikut.
- Mempermudah Refleksi Diri
-
Secara umum, manfaat terbesar dari belajar logika adalah memberi kemudahan seseorang untuk melakukan refleksi. Semua orang berpikir, namun tidak semua orang pandai melakukan refleksi.
Refleksi adalah melihat diri sendiri secara utuh. Seseorang yang melakukan refleksi diri harus berusaha untuk ‘keluar’ sejenak dari dirinya sendiri untuk melihat semua hal yang dialami.
-
Saat sedang menghadapi sebuah masalah, orang yang tidak berpikir logis akan berpikir pendek untuk menyelesaikannya. Berbeda dengan orang yang berpikir logis. Ia akan melakukan refleksi diri.
-
Refleksi diri ini yang akan memberikan gambaran berbagai konsekuensi atau resiko yang akan terjadi. Baik dari ucapan atau tindakan yang dilakukan. Sehingga hal buruk yang akan atau sudah terjadi bisa dihindari kemudian hari
- Menangani Masalah Emosi
-
Logika juga dapat mengatasi berbagai masalah emosi. Ada beberapa kondisi emosi yang akhir-akhir ini kerap terjadi di masyarakat. Bahkan muncul istilah baru yang mulai akrab di telinga. Sebut saja overthinking, baper dan insecure. Ketiga kondisi ini jika dibiarkan akan sangat mengganggu.
-
Overthingking terjadi pada seseorang yang berpikir terlalu rumit. Masalah yang dipikirkan bukan hanya yang akan dan sedang terjadi saja. Masalah-masalah yang sudah berlalu juga masih selalu dipikirkan.
- Bahkan tak jarang dicampur dengan masalah yang ada. Hal ini tentu saja sangat tidak sehat dan menguras emosi. Dampaknya seseorang akan menjadi lebih emosional dan mudah marah.
- Baper merupakan istilah kekinian yang menggambarkan perasaan yang mudah tersinggung atau terbawa perasaan. Respon yang ditampilkan saat sedang baper seringkali berlebihan. Bisa terlalu marah, kesal dan bahagia. Baper biasanya terjadi saat respon orang lain di luar harapan.
-
Insecure adalah kondisi seseorang yang merasa dirinya tidak layak dipandang orang lain. Sehingga ia merasa tidak nyaman saat harus berada di publik. Suasana hati yang tidak nyaman tersebut bisa disebabkan oleh berbagai hal. Seperti merasa dirinya tidak sebaik orang lain. Dalam kondisi yang berat, Insecure bisa menjadi pencetus depresi.
- Untuk mengatasi overthingking, baper dan insecure bisa dimulai dengan melatih logika. Jangan terlalu fokus pada satu titik objek masalah. Karena masalah akan datang dan pergi, maka selesaikan satu demi satu. Temukan satu objek yang menjadi sumber masalah. Mulailah melihat diri sendiri dan mempertimbangkan pendapat orang lain.
- Setiap objek memiliki polanya sendiri. Mulailah untuk memandang masalah secara objektif dari berbagai sudut. Kemudian temukan hubungkan antara objek masalah dan pemicunya. Setelah itu ambil kesimpulan yang masuk akal. Jangan lupa untuk melakukan refleksi diri untuk mempertimbangkan konsekuensi yang akan terjadi.
Komentar
Posting Komentar